Situs Resmi Koperasi UMN Al-Washliyah

Sosialisasi Pembelajaran Berbasis Neourosains untuk Menciptakan Pembelajaran yang Utuh  Di Sekolah Dasar

Sosialisasi Pembelajaran Berbasis Neourosains untuk Menciptakan Pembelajaran yang Utuh Di Sekolah Dasar

PKM UMNAW PEMBELAJARAN NEUROSAINS, KKKB UMNAW – Dunia pendidikan terus berkembang seiring dengan tuntutan zaman dan kemajuan ilmu pengetahuan. Salah satu pendekatan inovatif yang mulai diterapkan dalam pembelajaran di Sekolah Dasar adalah Pendekatan berbasis Neourosains yang menekankan pentingnya menyelaraskan proses pembelajaran dengan cara kerja alami otak anak.

Menjawab tantangan tersebut, Tim Dosen Universitas Muslim Nusantara Al-Washliyah Medan yakni Nila Lestari, S.Pd., M.Pd dan beranggotakan Hasanah, S.Pd., M.Pd, Sujarwo, S.Pd., M.Pd, Nurhafni Siregar, S.Pd., M.Hum,  Nurmairina, S.Pd.I., M.Pd , Dewi Fitria, S. Pd., M. Pd, Dwi Novitasari, S.Pd.I., M.Pd., Dinda Yarshal, S.Pd.I., M.Pd, Muhammad Noer Fadlan, S.Pd., M.Pd. melaksanakan kegiatan Sosialisasi Pembelajaran Berbasis Neourosains melalui beberpa cara kerja otak yang merujuk pada beberapa Prinsip Kerja Otak menurut John Medina diantaranya fokus pada prinsip Attantion-Stress-Exploration-Gender di SD Negeri Cisalak 1 yang beralamat di jalan Raya Jakarta Bogor KM 23 Kelurahan Cisalak Kec. Sukmajaya  Kota Depok Jawa Barat pada tanggal 18 Juni 2025  kegiatan ini medapat sambutan dari kepala sekolah SDN Cisalak 1, Ibu Reni Faridah, S.Pd., M.M yang menyampaikan apresiasinya terhadap inisiatif kolaboratif dunia kampus dalam mendampingi sekolah dasar pada pembelajaran berbasis neourosains dalam pengembangan pembelajaran yang lebih Utuh dan Kontekstual pada Sekolah Dasar.

Dengan dilaksanaakn kegiatan sosialisasi ini dan berkolaborasi dengan SDN Cisalak 1 kami berharap guru-guru di SD Negeri Cisalak 1 dapat pemperoleh pemahaman yang lebih mendalam tentang pentingnya menciptakan pembelajaran yang Utuh ( holistic) yaitu pembelajaran yang tidak hanya menargetkan aspek kognitif, tetapi juga memberi ruang bagi perkembangan emosional, sosial dan psikologis anak usia sekolah dasar dengan cara yang seimbang. Guru-guru dapat mengintegrasikan prinsip neurosains khususnya dalam membangun perhatian mengelolah stress, mendorong eksplorasi, dan memahami kebutuha  gender dalam proses belajar mengajar sehari-hari, guru juga dapat meningkatkan sensitivtas terhadap kondisi emosional siswa, serta menciptakan lingkungan belajar yang aman, inklusif dan merangsang rasa ingin tahu anak.

   Semoga kegiatan ini menjadi langkah awal yang menginspirasi perubahan positif dalam dunia pendidikan dasar, serta membentuk generasi belajar yang tidak hanya cerdas secara intelektual, tetapi juga utuh sebagai manusia.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *